Kumpulan Kisah Kisah Inspiratif Paling Keren Penyejuk Hati - Kisah inspiratif kali ini mengajarkan kita untuk menjadi lebih baik, menghargai setiap apa yang kita miliki, menjaga dan merawat setiap apa yang kita punya, serta mensyukuri setiap apa yang kita miliki. Hidup ini tidak pernah puas, jika kita tidak mampu bersyukur makan kita akan habis mengikuti keinginan dunia. Kumpulan Kisah Kisah Inspiratif Paling Keren Penyejuk Hati.
Kisah Kisah Inspiratif Ketika Aku Tua
Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku.
Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.
Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.
Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.
Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?
Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tekhnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap “mengapa” darimu.
Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.
Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat.
Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.
Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.
Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.
Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur
Kisah Inspiratif – Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun
Ketika sore sepulang kerja seorang suami melihat isteri yang tertidur pulas karena kecapekan bekerja seharian di rumah. Sang suami mencium kening isterinya dan bertanya, ‘Bunda, udah shalat Ashar belum?’ Isterinya terbangun dengan hati berbunga-bunga menjawab pertanyaan suami, ‘sudah yah.’ Isterinya beranjak dari tempat tidur mengambil piring yang tertutup, sore itu isterinya memasak kesukaan sang suami.
‘Lihat nih, aku memasak khusus kesukaan ayah.’ Piring itu dibukanya, ada sepotong kepala ayam yang terhidang untuk dirinya.
Sang suami memakannya dengan lahap dan menghabiskan. Isterinya bertanya, ‘Ayah, kenapa suka makan kepala ayam padahal aku sama anak-anak paling tidak suka ama kepala ayam.’ Suaminya menjawab, ‘Itulah sebabnya karena kalian tidak suka maka ayah suka makan kepala ayam supaya isteriku dan anak-anakku mendapatkan bagian yang terenak.’
Mendengar jawaban sang suami, terlihat butir-butir mutiara mulai menuruni pipinya. Jawaban itu menyentak kesadarannya yang paling dalam. Tidak pernah dipikirkan olehnya ternyata sepotong kepala ayam begitu indahnya sebagai wujud kasih sayang yang tulus kecintaan suami terhadap dirinya dan anak-anak. ‘Makasih ya ayah atas cinta dan kasih sayangmu.’ ucap sang isteri. Suaminya menjawab dengan senyuman, pertanda kebahagiaan hadir didalam dirinya.
Kita seringkali mengabaikan sesuatu yang kecil yang dilakukan oleh sosok ayah kita, namun memiliki makna yang begitu besar, di dalamnya terdapat kasih sayang, cinta, pengorbanan dan tanggungjawab.
semoga cerita diatas kita bisa mengambil hikmah dengan mencintai setulus hati ayah kita yang telah berkorban untuk anak dan isterinya.
——————
Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun (1) Sebab Manusia Tidak Tahu Mana Amalannya Yang Diterima
Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun – Seseorang akan meremehkan sesuatu apabila dia tidak mengetahui atau tidak menyadari besarnya manfaat dari sesuatu tersebut. Semakin dia buta manfaatnya, semakin pula dia mengabaikannya. Sebaliknya semakin tahu dia faidahnya, semakin besar perhatiaannya padanya.
Lihatlah contoh anak kecil yang baru belajar berjalan merangkak dan belum tahu manfaat uang. Jika dihadapannya disodorkan uang seratus ribu dan sebotol susu, dia akan lebih bersemangat menjulurkan tangannya untuk meraih susu. Sebab dia melihat manfaat yang tidak remeh dan tidak kecil pada susu itu. Untuk menghilangkan hausnya dan untuk merasakan kelezatannya di lidah. Sedang uang? Apalah manfaatnya dalam pandangannya. Sangat kecil. Bahkan kalau disodorkan uang yang banyak, satu juta rupiah misalnya, dia akan meremehkan, menepisnya dan masih merengek memilih susu. Jawabannya masih sesederhana tadi, sebab dia tidak faham nilai manfaat uang. Kalau saja dia tahu, bahwa dengan uang itu dia bisa membeli puluhan botol susu, akan lain ceritanya.
Maka memahami arti dari sesuatu itu penting. Agar jiwa kita jangan gampang meremehkannya. Nah, berangkat dari sinilah rupanya ada perlunya bagi kita untuk membahas manfaat besar dari amalan kecil. Agar jangan remehkan kebaikan sekecil apapun. Agar kita “terhipnotis” oleh tekat menggebu-gebu untuk mengamalkannya. Agar berharga waktu dan usia kita, karena padat oleh kegiatan kebaikan.
Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun Sebab Manusia Tidak Tahu Mana Kebaikannya Yang Diterima
Target suatu amalan, tentu adalah sampainya pada tujuan yaitu berupa anugerah pahala dan rahmat Allah. Jika suatu amalan hanya berakhir pada manfaat dunia semata, entah berupa pujian, ketinggian nama dan kedudukan, tentu rugi dan bahkan sia-sia. Karena manfaat terbesar amalan hanya akan bisa kita nikmati di akhirat kelak. Dan dari sekian banyak amalan yang kita lakukan, ternyata tidak ada satupun yang kita ketahui bagaimana nasibnya. Apakah berakhir bahagia karena berbalas pahala atau berakhir tragis karena habis seperti debu yang berterbangan. Kita tidak tahu. Tidak ada manusia yang mampu menerawang dengan pasti. Ini adalah rahasia Allah semata. Manusia hanya sanggup berupaya dengan segenap dayanya.
Maka bisa jadi amalan kecil yang kita lakukan itu yang ikhlas sehingga diterima. Atau bisa juga sebaliknya, amal besar itu yang murni karena Allah. Dua keadaan itu sangat mungkin terjadi. Hanya saja apabila ditimbang secara adil di antara keduanya, amal kecil itulah yang lebih mudah untuk sampai pada keikhlasan sehingga berbuahkan pahala. Sedang amal besar, lebih berat untuk sampainya pada ikhlas. Lebih butuh perjuangan yang besar melawan godaan-godaan perusak keikhlasan.
Hal demikian itu terjadi sebab pada setiap amal yang kita lakukan akan ada andil dan turut campur setan yang berusaha merusaknya. Bukankah setan telah berikrar untuk menyesatkan manusia seluruhnya. Sebagaimana dia pancangkan tekatnya itu ketika iri melihat kehidupan anak cucu Adam.
“(Iblis) berkata, “Demi kekuasaan-Mu aku akan menyesatkan mereka (manusia) semuanya” (QS. Shaad: 82)
Dengan keturutsertaan setan ini, bisa kita tarik sebuah logika bahwa tentunya dia akan mengincar amal besar untuk dirusak. Karena amal besar berpotensi mendapat limpahan gunungan pahala. Setan tidak mau menerima keadaan ini. Maka setan akan mengupayakan agar amalnya tidak ikhlas. Sehingga pahala yang seharusnya berlimpah jadi berhamburan tak karuan. Dan memang demikianlah adanya. Semakin besar suatu amalan, semakin besar peluang pahala yang didapat, tapi juga semakin besar potensi rusaknya amal.
Baca juga: Kumpulan Motivasi Luar Biasa Andrie Wongso
Masih bingung dengan penjelasan di atas? Jika sudah faham Alhamdulillah. Namun jika masih samar, mari kita lihat dengan contoh sederhana. Jika seseorang berinfak dengan nilai yang tidak kecil, dua juta atau bahkan lima juta rupiah untuk pembangunan masjid misalnya, berarti dia memiliki peluang untuk mendapat pahala yang besar. Sebab balasan dan pengahargaan Allah terhadap infak tidak main-main. Dia bisa mendapat tujuh ratus kali lipat dari nilai harta yang diinfakkan, dengan balasan bisa di dunia, bisa di akhirat, dan bisa pada keduanya. Tetapi di balik peluang dasyat itu, juga ternganga peluang rusaknya pahala. Sebab setan tidak akan tinggal diam melihat manusia “kejatuhan” anugerah pahala berlimpah. Dia akan menggoda dan merusak dengan memanfaatkan sifat buruk manusia yang suka pamer dan dan suka pujian. Dia akan menjadikan manusia merasa tidak rela melepas harta banyak tanpa diketahui orang lain.
Demikianlah adanya, manusia tidak mudah untuk ikhlas menaruh uang lima juta rupiah di kotak infak, tanpa tercantum nama dan tanpa seorangpun yang tahu. Inginnya ditulis namanya dalam daftar pemberi infak untuk pembangunan masjid. Bahkan terkadang muncul kecenderungan ingin namanya disebut dalam pengumuman lewat speaker hingga seisi kampung tahu. Penjelasan ini bukan berarti sebagai penghakiman bahwa setiap amalan infak yang dicatat namanya dalam daftar pembukuan sebagai infak yang tidak ikhlas. Bukan pasti begitu. Hanya saja harus ekstra hati-hati, sebab peluang gagalnya amal itu sangat besar.
Tapi coba sebaliknya jika amalan infaknya kecil dan terkesan diremehkan. Hanya seribu rupiah atau bahkan mungkin cuma lima ratus rupiah. Anteng saja tangan memasukkan uang kecil itu di kotak infak. Tak berharap ada orang yang tahu dan memujinya. Bahkan juga tidak menggerakkan keinginannya untuk dicatatkannya namanya sebagai orang yang telah menyumbang. Karena seribu rupiah atau lima ratus rupiah dianggap sebagai uang yang remeh. Memang kecil infaknya, lebih sedikit pahalanya, tapi bisa jadi justru amal inilah yang mendatangkan keikhlasan. Menumbuhkan rahmat Allah. Bukan berarti di sini kita mengajak amalan infak kecil saja yang penting ikhlas. Seperti pernyataan: lebih baik beramal kecil tapi ikhlas dari pada banyak tapi riya’. Bukan begitu. Tetap yang terbaik adalah mengupayakan amal banyak dan ikhlas. Tapi di sini kita ingin menunjukkan jangan remehkan kebaikan sekecil apapun.
Kisah Inspiratif – Dua Kantong yang Berbeda
Alkisah, ada seseorang yang sangat menikmati kebahagiaan & ketenangan di dalam hidupnya. Orang tersebut mempunyai dua kantong. Pada kantong yang satu terdapat lubang di bawahnya, tapi pada kantong yang lainnya tidak terdapat lubang.
Segala sesuatu yang menyakitkan yang pernah didengarnya seperti makian & sindiran, ditulisnya di sebuah kertas, digulung kecil, kemudian dimasukkannya ke dalam kantong yang berlubang. Tetapi semua yang indah, benar, dan bermanfaat, ditulisnya di sebuah kertas kemudian dimasukkannya ke dalam kantong yang tidak ada lubangnya.
Pada malam hari, ia mengeluarkan semua yang ada di dalam saku yang tidak berlubang, membacanya, dan menikmati hal-hal indah yang sudah diperolehnya sepanjang hari itu. Kemudian ia merogoh kantong yang ada lubangnya, tetapi ia tidak menemukan apa pun. Maka ia pun tertawa dan tetap bersukacita karena tidak ada sesuatu yang dapat merusak hati dan jiwanya.
Teman2.. Itulah yang seharusnya kita lakukan. Menyimpan semua yang baik di “kantong yang tidak berlubang”, sehingga tidak satupun yang baik yang hilang dari hidup kita. Sebaliknya, simpanlah semua yang buruk di “kantong yang berlubang”. Maka yang buruk itu akan jatuh dan tidak perlu kita ingat lagi.
Namun sayang sekali.. masih banyak orang yang melakukan dengan terbalik! Mereka menyimpan semua yang baik di “kantong yang berlubang”, dan apa yang tidak baik di “kantong yang tidak berlubang” (alias memelihara pikiran-pikiran jahat dan segala sesuatu yang menyakitkan hati). Maka, jiwanya menjadi tertekan & tidak ada gairah dalam menjalani hidup.
oleh karena itu, agar bisa menikmati kehidupan yang bahagia dan tenang: jangan menyimpan apa yang tidak baik di dalam hidup kita (tahukah anda: sakit hati, iri hati, dendam, dan kemarahan juga bisa menyebabkan penyakit serius bahkan kematian). mari mencoba, menyimpan hanya yang baik dan bermanfaat.
Kisah Inspiratif – Tukang Becak dan Bayi Perempuannya
Hati siapa yang tidak tersentuh melihat seorang pria menarik becak di siang hari yang panas sambil menggendong bayi? Hal ini benar-benar terjadi di India. Pria ini mengasuh bayinya karena sang istri meninggal setelah melahirkan dan tidak ada yang bersedia merawat sang bayi.
Nama pria ini adalah Bablu Jatav, 38 tahun. Dia dikaruniai seorang bayi perempuan yang diberi nama Damini setelah menikah selama 15 tahun dengan istrinya, Shanti. Pak Bablu mengatakan bahwa dia sangat senang diberkati seorang putri, tetapi dia menyimpan kesedihan mendalam karena sang istri meninggal sesaat setelah melahirkan.
“Shanti meninggal tidak lama setelah melahirkan di rumah sakit pada tanggal 20 September,” ujar pak Bablu. “Sejak saat itu, belum ada seorang pun yang mau merawat putri saya, sehingga saya yang merawatnya, bahkan pada saat saya menarik becak,” lanjutnya.
Bablu_Jatav_-_Dailymail_ylh1lc Kisah Inspiratif - Tukang Becak dan Bayi Perempuannya Cerita Inspirasi Cerita Mengharukan Cerita Motivasi Cerpen Inspiratif Pekerjaan pak Bablu sehari-hari adalah penarik becak di kota Bharatpur. Dia tidak memiliki saudara yang bisa merawat bayinya, sehingga jalan satu-satunya adalah merawat sang putri sambil bekerja. Pak Bablu menggendong bayinya dengan kain yang dililitkan di leher. Hal ini terpaksa dia lakukan, bahkan di tengah hari yang sangat panas.
Kondisi ini memang memprihatinkan, terutama bagi Damini yang masih sangat kecil. Panasnya matahari dan kondisi jalanan membuatnya harus dilarikan di rumah sakit Jaipur beberapa waktu yang lalu. Sang bayi mengalami septikemia, anemia dan dehidrasi akut. Untungnya, kondisi sang bayi membaik setelah dirawat.
Berita ini dengan cepat menyebar di India, sehingga banyak tawaran bantuan yang diterima oleh pak Bablu. Besar kemungkinan bahwa pemerintah India setempat sedang memproses cara untuk membantu merawat sang bayi. Semoga bantuan segera datang, sehingga bayi perempuan ini mendapat perawatan yang lebih baik.
sahabat, jangan remehkan cinta seorang ayah. sudahkah anda berterima kasih pada beliau?
Advertisement